Posts

Hujan di Bumi Surga di Langit

Lalu bertemulah kita saat itu Saat hujan membasahi tak bertepi Berlalu bersama meski kamu tak mampu mengucap kata Tak mengapa, aku mengerti kamu pun perlu waktu menghitung yang tertinggal Saat itu aku pun tahu kau tak lagi punya waktu Yang kau punya hanya raga yang melompong Tergerus kerakusanmu akan warna Kau pun bisu dan tuli, sedang matamu melelehkan air mata Lewat matamu, kau bilang kau menyesal Meninggalkan nuranimu bisu dan tuli Kau bilang padaku nuranimu telah mengajak mulut dan telingamu untuk unjuk rasa Kini kau hanya seonggok bangkai berbau yang hidup tidak mati pun tidak Kau setengah mati melolong berharap hujan di bumi Menjerit meminta surga di langit Tapi tak ada yang mendengarmu Karena lolonganmu terbenam oleh air matamu Sedang yang mengitarimu hanya lalat-lalat yang sibuk mencatat penderitaan, penyesalan dan kemalanganmu Lalat-lalat itu berdenging, lalu hinggap di sini dan di sana Semua jijik sekaligus kagum mengikuti dengingan dan gerakan sayapmu ...